Thursday, February 6, 2020

Hijrah ke Thaif bersama Zaid bin Haritsah

Kisah Rasulullah Berlindung di Kebun Anggur Reporter : Ahmad Baiquni Rabu, 6 Desember 2017 07:01 Tubuh Rasulullah penuh luka akibat dilempar batu. Dream - Di masa-masa awal menyebarkan Islam, Rasulullah Muhammad SAW kerap mendapat ancaman kekerasan hingga pembunuhan. Bersama para Sahabat yang jumlahnya masih sedikit, Rasulullah pun berusaha mencari perlindungan. Upaya itu dijalankan Rasulullah kepada tiga saudaranya di kota Thaif. Bersama Zaid bin Haritsah, Rasulullah pergi dari Mekah ke Thaif untuk mengajak ketiga saudaranya agar mau memeluk Islam dan melindungi Rasulullah. Ajakan itu ditolak oleh ketiga saudara Rasulullah. Bahkan, ada salah satu dari mereka mengancam akan merobek kiswah Kabah kalau memang benar Allah mengangkat Muhammad sebagai Nabi. Mendengar jawaban itu, Rasulullah memutuskan segera kembali ke Mekah. Sayangnya, penduduk Thaif tidak rela melepaskan Rasulullah. Mereka sampai memerintahkan anak-anak miskin untuk mengejar Rasulullah dan melempari dengan batu. Zaid pun segera melindungi tubuh mulia Rasulullah yang penuh luka. Beberapa saat kemudian, Rasulullah dan Zaid berlindung dan beristirahat di sebuah kebun aggur milik kakak beradik Utbah dan Syaibah. Dalam keadaan yang sulit, Rasulullah terus berdoa, " Tuhan, jangan tinggalkan aku dalam keadaan keingkaran." Sang pemilik kebun merasa iba pada Rasulullah. Mereka mengutus budaknya bernama Addas untuk memberi setangkai anggur kepada Rasulullah. Rasulullah menerima pemberian itu dan memakannya, sembari mengucap kata 'Allah'. Addas yang beragama Nasrani heran dan terus memandangi wajah Rasulullah. Dalam hatinya, Addas mengatakan selama ini tidak pernah ada orang yang menyebut kalimat itu. Melihat Addas yang keheranan, Rasulullah bertanya dari mana asal budak itu dan apa agama yang dia anut. Addas menjawab dia berasal dari Nineveh, Irak, dan pemeluk Nasrani. " Jadi engkau berasal dari Yunus yang baik anak dari Matta," kata Rasulullah. Mendengar perkataan itu, Addas langsung kaget. Dia segera bertanya, " Bagaimana Anda bisa mengenal anak dari Matta?" " Beliau adalah utusan Allah, begitu juga aku," kata Rasulullah. Addas kemudian membungkuk dan mencium tangan Rasulullah. Kejadian itu membuat si pemilik kebun heran. " Lihat, orang ini telah mempengaruhi pelayan kami," ucap salah satu dari mereka. Beberapa saat kemudian, mereka menoleh ke Addas dan berkata, " Sungguh tak tahu malu." Addas langsung menjawab ucapan majikannya. " Tuan, tidak ada satu orang pun di muka bumi ini yang melebihi kebesaran beliau. Ia telah mengatakan sesuatu yang tidak mungkin dikatakan oleh orang biasa, kecuali seorang Nabi."

No comments:

Post a Comment