PERKEMBANGAN ILMU ZAMAN MODERN
(Sejarah Perkembangan Ilmu di Barat)
Makalah
Disajikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen
Prof. DR. Amsal Bachtiar, M.A
Oleh
Erlangga, S.Pd.I
NPM: 41189901130055
MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN
TAHUN AKADEMIK GENAP 2013/2014
UNIVERSITAS ISLAM “45” BEKASI
BEKASI 1435 H / 2014 M
BAB I
PENDAHULUAN
Masa modern merupakan identitas didalam filsafat
Modern. Pada masa modern rasionalisme semakin
dipikirkan. Belum jelas dari kapan Abad Pertengahan berhenti. Namun,
dapat dikatakan bahwa Abad Pertengahan itu berakhir pada abad 15 dan 16 sejak
adanya krisis di zaman itu selama dua abad tersebut atau pada akhir
masa Renaissance. Dikatakan masa renaissance karena pada waktu itu muncul
gerakan renaissance.
Renaissance sendiri berarti kelahiran kembali,
yang mengacu pada gerakan keagamaan dan kemasyarakatan yang bermula di Italia
(pertengahan abad ke-14). Tujuan utamanya adalah merealisasikan kesempurnaan
pandangan hidup Kristiani dengan mengaitkan filsafat yunani dengan ajaran agama
Kristen dan juga dimaksudkan untuk mempesatukan kembali gereja yang
terpecah-pecah.
Disamping itu, para humanis bermaksud meningkatkan
suatu perkembangan yang harmonis dari keahlian-keahlian dan sifat-sifat alamiah
manusia dengan mengupayakan kepustakaan yang baik mengikuti kultur klasik.
Masa setelah Abad Pertengahan adalah masa
Modern. Sekalipun, memang tidak jelas kapan berakhirnya Abad Pertengahan
itu. Akan tetapi, ada hal-hal yang jelas menandai masa Modern ini, yaitu
berkembang pesat berbagai kehidupan manusia Barat, khususnya dalam bidang
kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ekonomi. Usaha untuk menghidupkan
kembali kebudayaan klasik Yunani-Romawi. Kebudayaan ini pulalah yang
diresapi oleh suasana kristiani. Di bidang Filsafat, terdapat aliran yang terus
mempertahankan masa Klasik.
Pada makalah ini saya akan sedikit banyak mengkaji
beberapa indikator yakni tentang:
a) Definisi/karakteristik pemikiran pada Masa Modern.
b) Tokoh/filosof yang hidup pada Masa Modern.
c) Pemikiran tokoh/filosof yang hidup pada Masa Modern.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi/karakteristik
pemikiran pada Masa Modern.
Pada masa modern ini pemikiran filosofis seperti
dilahirkan kembali dimana sebelumnya dominasi gereja sangat dominan yang
berakibat pada upaya mensinkronkan antara ajaran gereja dengan pemikiran
filsafat. Kebangkitan kembali rasio mewarnai zaman modern dengan salah seorang
pelopornya adalah Descartes, dia berjasa dalam merehabilitasi, mengotonomisasi
kembali rasio yang sebelumnya hanya menjadi budak keimanan.
Diantara pemikir-pemikir zaman modern ada Descartes
(1596-1650) yang berteorikan Rasionalisme, ajarannya punya pengaruh
yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam perkembangannya argumen
Descartes (rasionalisme) mendapat tantangan keras dari para filosof penganut
Empirisme seperti David Hume (1711-1776), John Locke
(1632-1704). Mereka berpendapat bahwa pengetahuan hanya didapatkan dari
pengalaman lewat pengamatan empiris. Pertentangan tersebut terus berlanjut
sampai muncul Immanuel Kant (1724-1804) yang berhasil membuat
sintesis antara rasionalisme dengan empirisme, Kant juga dianggap sebagai tokoh
sentral dalam zaman modern dengan pernyataannya yang terkenal sapere
aude yang artinya berani berfikir sendiri, pernyataan ini jelas makin
mendorong upaya-upaya berfikir manusia tanpa perlu takut terhadap kekangan.
Dalam era filsafat modern ini yang berlanjut pada abad
ke-20, muncullah berbagai aliran pemikiran, yaitu:
1. Rasionalisme.
Latar belakang munculnya konsep pemikiran Rasionalisme
ialah keinginan untuk membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional
(skolastik), yang pernah diterima, tetapi ternyata tidak mampu menangani
hasil-hasil yang dihadapi. Descartes menginginkan cara baru dalam berpikir,
maka diperlukan titik tolak pemikiran pasti yang ditemukan dalam
keragu-raguan. segala sesuatu bisa disangsikan tapi subjek yang berfikir
menguatkan kepada kepastian.
Pelopor dari alirannya adalah Rene Descartes
(1596-1650).
2. Empirisme.
Karena adanya kemajuan ilmu pengetahuan dapat
dirasakan manfaatnya, pandangan orang terhadap filsafat mulai merosot. Hal ini
terjadi karena filsafat dianggap tidak berguna lagi bagi kehidupan. Pada sisi
lain, ilmu pengetahuan sangat besar sekali manfaatnya bagi kehidupan. Kemudian
ada anggapan bahwa pengetahuanlah yang bermanfat, pasti dan benar hanya
diperoleh lewat indera (empiri), dan empirilah satu-satunya sumber pengetahuan.
Pemikiran tersebut lahir dengan nama Empirisme.
Sebagai tokohnya ialah Thomas Hobbes (1588-1679),
John Locke (1932-1704), David Hume (1711-1776).
3. Kritisisme.
Aliran ini muncul pada abad ke-18, suatu zaman dimana
seorang ahli pikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara
Rasionalisme dan Empirisme. Zaman baru ini disebut zaman Pencerahan
(aufklarung). Zaman pencerahan ini muncul dimana manusia lahir dalam keadaan
belum dewasa (dalam pemikiran filsafatnya). Setelah itu, manusia telah bebas
dari otoritas yang datangnya dari luar manusia, demi kemajuan peradaban
manusia.
Sebagai latar belakang dari aliran ini
manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan (ilmu pasti, biologi, filsafat
dan sejarah) telah mencapai hasil yang sangat bagus. Di sisi lain, jalanny
filsafat terasa tersendat-sendat. Untuk itu diperlukan upaya agar filsafat
dapat berkembang dengan ilmu pengetahuan.
Tokoh-tokohnya antara lain Isaac Newton
(1642-1727), Immanuel Kant (1724-1804).
4. Idealisme.
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang
menganggap bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa. ide-ide
dan pikiran atau yang sejenis dengan itu. Aliran ini merupakan aliran yang
sangat penting dalam perkembangan sejarah pikiran manusia. Mula-mula dalam
filsafat Barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato. yang menyatakan
bahwa alam, cita-cita itu adalah yang merupakan kenyataan sebenarnya.
Adapun
alam nyata yang menempati ruang ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam
idea itu. Aristoteles memberikan sifat kerohanian dengan ajarannya yang
menggambarkan alam ide sebagai sesuatu tenaga (entelechie) yang berada dalam
benda-benda dan menjalankan pengaruhnya dari benda itu. Sebenarnya dapat
dikatakan sepanjang masa tidak pernah faham idealisme hilang sirna sekali. Di
masa abad pertengahan malahan satu-satunya pendapat yang disepakati oleh semua
ahli pikir adalah dasar idealisme ini. Aliran ini muncul pada abad ke-18.
Pelopor aliran ini ialah J.G. Fichte
(1762-1814), F.W.J. Schelling (1775-1854), G.W.F. Hegel (1770-1831), Arthur
Schopenhauer (1788-1860).
5. Positivisme.
Positivisme ini lahir pada abad ke-19. Titik tolak
pemikirannya ialah apa yang telah diketahui adalah sesuatu yang faktual dan
yang positif, sehingga aliran yang menganut metafisika ditolaknya. Maksud
positif adalah segala gejala dan segala yang tampak seperti apa adanya, sebatas
pengalaman- pengalaman objektif saja. Jadi, setelah fakta diperoleh,
fakta-fakta tersebut di olah dan di atur untuk dapat memberikan asumsi
(proyeksi) pada masa depan.
Beberapa tokoh aliran ini ialah August Comte
(1798-1857), John S. Mill (1806-1873), Herbert Spencer (1820-1903).
6. Evolusionisme.
Aliran evolusionisme ini dipelopori oleh seorang
Zoologi yang sangat berpengaruh hingga saat ini yaitu Charles Robert
Darwin (1809-1882).
7. Materialisme.
Penganut aliran ini antara lain Julien de La
Mettrie (1709-1751), Ludwig Feueurbach (1804-1872), Karl Heinrich Marx
(1818-1883).
8. Neo-Kantianisme.
Setelah aliran Materialisme semakin merajalela, banyak
filosof-filosof jerman yang tidak puas terhadap Materialisme,
Positivisme dan Idealisme. Mereka menginginkan kembali pada filsafat kritis
yangbebas dari spekulasi Idealisme dan terbebas dari dogmatis Positivisme dan
Materialisme. Gerakan ini di sebut dengan nama Neo-Kantianisme.
Tokoh aliran ini antara lain Wilhelm
Windelband (1848-1915), Herman Cohen (1842-1918), Paul Natrop (1854-1924),
Heinrich Reickhart (1863-1939).
9. Pragmatisme.
Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani, kata pragma yang
artinya guna. Maka Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa
yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan
akibat-akibat yang bermanfaat secaraa praktis. Misalnya, berbagai pengalaman
pribadi tentang kebenaran mistik, asalkan dapat membawa kepraktisan dan
bermanfaat. Artinya, segala sesuatu dapat diterima asalkan bermanfaat bagi
kehidupan.
Tokoh dari aliran Pragmatisme ialah William
James (1842-1910).
10. Filsafat Hidup.
Aliran filsafat ini lahir akibat dari reaksi dengan
adanya kemajuan IPTEK yang menyebabkan indusitrialisasi semakin pesat. Hal ini
mempengaruhi pola pemikiran manusia. Peranan akal pikir hanya digunakan untuk
menganalisis sampai menyusun suatu sintesis baru. Bahkan alam semesta atau
manusia dianggap mesin, yang tersusun dari beberapa komponen dan bekerja sesuai
dengan hukum-hukumnya.
Tokoh dari aliran ini ialah Henry Bergson
(1859-1941), John Dewey (1859-1952).
11. Fenomenologi.
Fenomenologi berasal dari kata fenomen yang
artinya gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata dan semu. Kebalikannya kenyataan
juga dapat diartikan sebagai ungkapan kejadian yang dapat diamati lewat indera.
Misalnya, orang yang menderita sakit demam gejalanya muka yang terlihat pucat,
bersin-bersin dll. Dalam filsafat ini arti tersebut berbeda dengan yang
dimaksud, yaitu suatu gejala tidak perlu harus diamati oleh indera, karena
gejala juga dapat dilihat secara batiniyah dan tidak harus berupa kejadian-kejadian.
Jadi, apa yang kelihatan dalam dirinya sendiri seperti apa adanya.
Tokoh aliran fenomenologi ialah Edmund Husserl
(1839-1939), Max Scheler (1874-1928).
12. Eksistensialisme.
Kata eksistensialisme berasal dari kata eks
= ke luar, dan sistensi atausisto =
berdiri, menempatkan. Secara umum berart, manusia dalam keberadaannya itu sadar
bahwa dirinya ada dan segala sesuatu keberadaannya ditentukan oleh subjek benda
tersebut. Karena manusia selalu terlihat di sekelilingnya, sekaligus sebagai
miliknya. Upaya untuk menjadi miliknya itu manusia harus berbuat
menjadikan-merncanakan, yang berdasar pada pengalaman yang nyata/konkret.
Aliran ini merupakan aliran filsafat yang memandang
berbagai gejala dengan berdasar pada eksistensinya. Artinya, bagaimana manusia
berada dalam dunia.
Pelopornya ialah Soren Kierkegaard
(1813-1855), Martin Heidegger, J.P Sartre, Karl Jaspers, Gabriel Marcel.
13. Neo-Thomisme.
Pada pertengahan abad ke-19, di tengah-tengah gereja
Katolik banyak penganut paham Thomisme, yaitu aliran yang mengikuti paham Thomas
Aquinas. Pada mulanya dikalangan gereja terdapat semacam keharusan untuk
mempelajari ajaran tersebut. Kemudian, akhirnya menjadi paham Thomisme, yaitu:
Pertama, paham yang menganggap ajaran
Thomas sudah sempurna. Tugas kita adalah memberi tafsir sesuai denga keadaan
zaman.
Kedua, paham yang menganggap bahwa
walaupun ajaran thomas telah sempurna, tetapi masih terddapat hal-hal yang pada
suatu saat belum dibahas. Oleh karena itu, sekarang perlu diadakan penyesuaian
sehubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Ketiga, paham mengaggap bahwa ajaran
Thomas harus diikuti, akan tetapi tidak boleh beranggapan bahwa ajarannya
betul-betul sempurna.
B. Para Tokoh
filosof modern dan pemikirannya.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada jaman modern tak
lepas dari peran serta filosof yang mencetuskannya, beberapa faham diatas tentu
di dalangi oleh intervensi dari filosof yang bersangkutan.
Demikian ada beberapa filosof dari masa modern yang
telah menemukan konsep pemikiran modern dari berbagai paham:
a) Rene Descartes.
René Descartes lahir di La Haye, Perancis, 31 Maret
1596 – meninggal di Stockholm, Swedia, 11 Februari 1650 pada umur 53 tahun,
juga dikenal sebagai Renatus Cartesius dalam literatur berbahasa Latin,
merupakan seorang filosof dan matematikawan Perancis. Karyanya yang terpenting
ialah Discours de la méthode (1637) dan Meditationes de prima Philosophia
(1641).
Rene Descartes sering disebut sebagai bapak filsafat
modern. Rene Descartes lahir di La Haye Touraine-Prancis dari sebuah keluarga
borjuis. Ayah Descartes adalah ketua Parlemen Inggris dan memiliki tanah yang
cukup luas ( borjuis ). Ketika ayah Descartes meninggal dan menerima warisan
ayahnya, ia menjual tanah warisan itu, dan menginvestasikan uangnya dengan
pendapatan enam atau tujuh ribu franc pertahun. Dia sekolah di Universitas
Jesuit di La Fleche dari tahun 1604-1612, yang tampaknya telah memberikan
dasar-dasar matematika modern. Pada tahun 1612, dia pergi ke paris, namun
kehidupan sosial disana dia anggap membosankan, dan kemudian dia mengasingkan
diri ke daerah terpencil di Prancis untuk menekuni Geometri, nama daerah
terpencil itu Faubourg. Teman-temannya menemukan dia di tempat perasingan yang
ia tinggali, maka untuk lebih menyembunyikan diri, ia memutuskan untuk
mendaftarkan diri menjadi tentara Belanda (1617). Ketika Belanda dalam keadaan
damai, dia tampak menikmati meditasinya tanpa gangguan selama dua tahun.
Tetapi, meletusnya Perang Tiga Puluh Tahun mendorongnya untuk mendaftarkan diri
sebagai tentara Bavaria (1619). Di Bavaria inilah selama musim dingin
1619-1690, dia mendapatkan pengalaman yang dituangkannya ke dalam buku Discours
de la Methode (Russel, 2007:733). Descartes, kadang dipanggil "Penemu
Filsafat Modern" dan "Bapak Matematika Modern", adalah salah
satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam sejarah barat modern. Dia
menginspirasi generasi filosof kontemporer dan setelahnya, membawa mereka untuk
membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai rasionalisme kontinental, sebuah
posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18.
Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa
karena pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti,
kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir (Rasionalisme).
Pemikiran Descartesyang penting adalah diktum
kesangsian.Dalam bahasa Latin kalimat ini adalah: cogito ergo sumsedangkan
dalam bahasa Perancis adalah: Je pense donc je suis. Arti dari keduanya adalah:
"Aku berpikir maka aku
ada". (Ing: I think, therefore I am).
b) Thomas Hobbes.
Thomas Hobbes (1588-1679) dilahirkan di Malmesbury,
sebuah kota kecil yang berjarak 25 kilometer dari London, Inggris. Ia dilahirkan
pada tanggal 15 April 1588. Ketika Hobbes dilahirkan, armada Spanyol sedang
menyerbu Inggris. Ayah Hobbes adalah seorang pendeta di Westport, bagian dari
Malmesbury. Ayahnya bermasalah dengan pihak gereja sehingga melarikan diri dari
kota tersebut dan meninggalkan Hobbes untuk diasuh oleh pamannya.
Pada tahun 1603-1608, Hobbes belajar di Magdalen Hall,
Oxford pada usia 14 tahun. Menurut kesaksian pribadi Hobbes, ia tidak menyukai
pelajaran fisika dan logika Aristoteles. Ia lebih suka membaca mengenai eksplorasi
terhadap penemuan tanah-tanah baru serta mempelajari peta-peta bumi dan
bintang-bintang. Karena itulah, astronomi adalah bidang sains yang mendapat
perhatian dari Hobbes, dan terus digeluti oleh Hobbes. Kemudian pada masa
kemudian, Hobbes juga menyesali karena ia tidak mempelajari matematika saat
menempuh pendidikan di Oxford.
Hobbes sendiri ialah filosof yang beraliran empirisme.
Pandangannya yang terkenal adalah konsep manusia dari sudut pandang
empirisme-materialisme, serta pandangan tentang hubungan manusia dengan sistem
negara.
Hobbes memiliki pengaruh terhadap seluruh bidang
kajian moral di Inggris serta filsafat politik, khususnya melalui bukunya yang
amat terkenal "Leviathan". Hobbes tidak hanya terkenal di Inggris
tetapi juga di Eropa Daratan. Selain dikenal sebagai filosof, Hobbes juga
terkenal sebagai ahli matematika dan sarjana klasik. Ia pernah menjadi guru
matematika Charles II serta menerbitkan terjemahan Illiad dan Odyssey karya
Homeros.
c) John Locke.
John Locke dilahirkan pada tanggal 28 Agustus 1632 di
Wrington, Somerset. Keluarganya berasal dari kelas menengah dan ayahnya
memiliki beberapa rumah dan tanah di sekitar Pensford, sebuah kota kecil di
bagian selatan Bristol. Selain bekerja sebagai pemilik tanah, ayah Locke bekerja
juga sebagai pengacara dan melakukan tugas-tugas administratif di pemerintahan
lokal.
Pada tahun 1647, Locke belajar di Sekolah Westminster,
yang pada waktu itu merupakan sekolah terkenal di Inggris. Pendidikan di sana
berpusat pada pelajaran bahasa-bahasa kuno, yaitu pertama-tama bahasa Latin,
kemudian bahasa Yunani, dan juga bahasa Ibrani. Setelah itu, pada tahun 1652,
Locke mendapat beasiswa untuk menempuh pendidikan di Sekolah Gereja Kristus
(Christ Church), Oxford, dan tinggal di sana sejak bulan Mei 1652.
Locke adalah seorang filosof Inggris yang menjadi
salah satu tokoh utama dari pendekatan empirisme. Selain itu, di dalam bidang
filsafat politik, Locke juga dikenal sebagai filosof negara liberal. Bersama
dengan rekannya, Isaac Newton, Locke dipandang sebagai salah satu figur
terpenting di era Pencerahan. Selain itu, Locke menandai lahirnya era Modern
dan juga era pasca-Descartes (post-Cartesian), karena pendekatan Descartes
tidak lagi menjadi satu-satunya pendekatan yang dominan di dalam pendekatan
filsafat waktu itu. Kemudian Locke juga menekankan pentingnya pendekatan
empiris dan juga pentingnya eksperimen-eksperimen di dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan.
Tulisan-tulisan Locke tidak hanya berhubungan dengan
filsafat, tetapi juga tentang pendidikan, ekonomi, teologi, dan medis.
Karya-karya Locke yang terpenting adalah "Esai tentang Pemahaman
Manusia" (Essay Concerning Human Understanding), Tulisan-Tulisan tentang
Toleransi" (Letters of Toleration), dan "Dua Tulisan tentang Pemerintahan"
(Two Treatises of Government).
d) David Hume.
David Hume (lahir 26 April 1711 – meninggal 25 Agustus
1776 pada umur 65 tahun) adalah filosof Skotlandia, ekonom, dan sejarawan. Dia
dimasukan sebagai salah satu figur paling penting dalam filosofi barat dan
Pencerahan Skotlandia. Walaupun kebanyakan ketertarikan karya Hume berpusat
pada tulisan filosofi, sebagai sejarawanlah dia mendapat pengakuan dan
penghormatan. Karyanya The History of England merupakan karya dasar dari
sejarah Inggris untuk 60 atau 70 tahun sampai Karya Macaulay.
Hume merupakan filosof besar pertama dari era modern
yang membuat filosofi naturalistis. Filosofi ini sebagian mengandung penolakan
atas prevalensi dalam konsepsi dari pikiran manusia merupakan miniatur dari
kesadaran suci; sebuah pernyataan Edward Craig yang dimasukan dalam doktrin
'Image of God'.Doktrin ini diasosiasikan dengan kepercayaan dalam kekuatan akal
manusia dan penglihatan dalam realitas, dimana kekuatan yang berisi seritikasi
Tuhan. Skeptisme Hume datang dari penolakannya atas ideal di dalam'.
Hume sangat dipengaruhi oleh empirisis John Locke dan
George Berkeley, dan juga bermacam penulis berbahasa Perancis seperti Pierre
Bayle, dan bermacam figur dalam landasan intelektual berbahasa Inggris seperti
Isaac Newton, Samuel Clarke, Francis Hutcheson, Adam Smith, dan Joseph Butler.
e) Immanuel Kant.
Immanuel Kant dilahirkan pada tahun 1724 di
Königsberg, Jerman dari pasangan Johann Georg Kant, seorang ahli pembuat baju
zirah (baju besi), dan Anna Regina Kant Ayahnya kemudian dikenal sebagai ahli
perdagangan, namun di tahun 1730-1740, perdangangan di Königsberg mengalami
kemerosotan. Hal ini memengaruhi bisnis ayahnya dan membuat keluarga mereka
hidup dalam kesulitan. Ibunya meninggal saat Kant berumur 13 tahun, sedangkan
ayah Kant meninggal saat dia berumur hampir 22 tahun.
Pendidikan dasarnya ditempuh Kant di Saint George's
Hospital School, kemudian dilanjutkan ke Collegium Fredericianum, sebuah
sekolah yang berpegang pada ajaran Pietist. Keluarga Kant memang penganut agama
Pietist, yaitu agama di Jerman yang mendasarkan keyakinannya pada pengalaman
religius dan studi kitab suci. Pada tahun 1740, Kant menempuh pendidikan di
University of Königsberg dan mempelajari tentang filosofi, matematika, dan ilmu
alam.Untuk meneruskan pendidikannya, dia bekerja sebagai guru privat selama
tujuh tahun dan pada masa itu, Kant mempublikasikan beberapa naskah yang
berkaitan dengan pertanyaan ilmiah. Pada tahun 1755-1770, Kant bekerja sebagai
dosen sambil terus mempublikasikan beberapa naskah ilmiah dengan berbagai macam
topik. Gelar profesor didapatkan Kant di Königsberg pada tahun 1770.
Karya Kant yang terpenting adalah Kritik der Reinen
Vernunft, 1781. Dalam bukunya ini ia “membatasi pengetahuan manusia”. Atau
dengan kata lain “apa yang bisa diketahui manusia.” Ia menyatakan ini dengan
memberikan tiga pertanyaan:
1)
Apakah yang
bisa kuketahui?
2)
Apakah yang
harus kulakukan?
3)
Apakah yang
bisa kuharapkan?
Pertanyaan ini dijawab sebagai
berikut:
1) Apa-apa yang bisa diketahui manusia hanyalah yang
dipersepsi dengan panca indera. Lain daripada itu merupakan “ilusi” saja,
hanyalah ide.
2) Semua yang harus dilakukan manusia harus bisa diangkat
menjadi sebuah peraturan umum. Hal ini disebut dengan istilah “imperatif
kategoris”. Contoh: orang sebaiknya jangan mencuri, sebab apabila hal ini
diangkat menjadi peraturan umum, maka apabila semua orang mencuri, masyarakat
tidak akan jalan.
3) Yang bisa diharapkan manusia ditentukan oleh akal
budinya. Inilah yang memutuskan pengharapan manusia.
Ketiga pertanyaan di atas ini bisa digabung dan
ditambahkan menjadi pertanyaan keempat: “Apakah itu manusia?”
f) Arthur Schopenhauer.
Arthur Schopenhauer lahir di Danzig atau Gdańsk. Dia
adalah putra dari Heinrich Floris Schopenhauer dan Johanna Schopenhauer. Kedua
orang tuannya adalah keturunan orang kaya Jerman dan keluarga
bangsawan.Keluarga Schopenhauer pindah ke Humburg ketika Kerajaan Prusia
dikuasai Polish-Lithuanian Commonwealth kota Danzig tahun 1793. Tahun 1805,
ayah Schopenhauer bunuh diri. Setelah itu, ibu Schopenhauer, Johanna pindah ke
Weimar, yang kemudian menjadi pusat literatur Jerman. Kepergiannya ke sana
untuk melanjutkan karirnya sebagai penulis. Setahun kemudian, Schopenhauer
meninggalkan bisnis keluarganya yang ada di Humburg. Dia pergi ke Weimar dan
tinggal dengan ibunya.
Schopenhauer pun kuliah dan menjadi mahasiswa di
Universitas Göttingen pada tahun 1809. Pada masa perkuliahannya, dia belajar
tentang metafisika dan psikologi di bawah bimbingan Gottlob Ernst Schulze,
penulis buku Aenesidemus, yang mengajurkannya agar berkonsentrasi pada Plato
dan Immanuel Kant. Pada tahun 1811 sampai tahun 1812, dia mengikuti kuliah dari
Johann Gottlieb Fichte, seorang filosof post-Kant terkemuka dan dari seorang
teolog Friedrich Schleiermacher.
Dalam perkembangan filsafat, Schopenhauer dipengaruhi
dengan kuat oleh Imanuel Kant dan juga pandangan Buddha. Pemikiran Kant nampak
di dalam pandangan Schopenhauer tentang dunia sebagai ide dan kehendak. Kant
menyatakan bahwa pengetahuan manusia terbatas pada bidang penampakan atau
fenomena, sehingga benda-pada-dirinya-sendiri (Das Ding An Sich) tidak pernah
bisa diketahui manusia. Misalnya, apa yang manusia ketahui tentang pohon
bukanlah pohon itu sendiri, melainkan gagasan orang itu tentang pohon.
Schopenhauer mengembangkan pemikiran Kant tersebut dengan menyatakan bahwa
benda-pada-dirinya-sendiri(Das Ding An Sich) itu bisa diketahui,
yakni "kehendak”.
g) Karl Heinrich Marx.
Karl Marx atau nama lengkapnya Karl Heinrich Marx
(lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818 – meninggal di London, Inggris, 14 Maret
1883 pada umur 64 tahun) adalah seorang filosof, pakar ekonomi politik dan
teori kemasyarakatan dari Prusia.
Karl Marx adalah seseorang yang lahir dari keluarga
progresif Yahudi. Ayahnya bernama Herschel, keturunan para rabi, walaupun begitu
ayahnya cenderung menjadi deis, yang kemudian meninggalkan agama Yahudi dan
beralih ke agama resmi Prusia, Protestan aliran Lutheran yang relatif liberal
untuk menjadi pengacara. Herschel pun mengganti namanya menjadi Heinrich.
Saudara Herschel, Samuel —seperti juga leluhurnya— adalah rabi kepala di Trier.
Keluarga Marx amat liberal dan rumah Marx sering dikunjungi oleh cendekiawan
dan artis masa-masa awal Karl Marx.
Walaupun Marx menulis tentang banyak hal semasa
hidupnya, ia paling terkenal atas analisisnya terhadap sejarah, terutama
mengenai pertentangan kelas, yang dapat diringkas sebagai "Sejarah dari
berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah pertentangan
kelas", sebagaimana yang tertulis dalam kalimat pembuka dari Manifesto
Komunis.
h) Charles Robert Darwin.
Charles Robert Darwin (Charles Darwin) dilahirkan di
Shrewsbury, Shropshire, Inggris, di rumah keluarganya, the Mount House. Ia
adalah anak kelima dari enam bersaudara dari seorang dokter yang kaya, Robert
Darwin dan Susannah Wedgwood. Kakeknya, Erasmus Darwin dari pihak ayah dan
Josiah Wedgwood dari pihak ibunya. Keduanya berasal dari keluarga Inggris
terkemuka, keluarga Darwin — Wedgwood yang mendukung gereja Unitarian. Ibunya
meninggal dunia ketika Charles masih berusia delapan tahun. Ketika pada tahun
berikutnya ia bersekolah di Sekolah Shrewsbury yang tidak begitu jauh, ia
tinggal di asrama sekolah itu.
Ia adalah seorang naturalis Inggris yang teori
revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis
keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai
mekanismenya. Teori ini kini dianggap sebagai komponen integral dari
biologi(ilmu hayat).
Darwin sudah lama berpikir tentang evolusi ide bahwa
semua species berhubungan satu sama lain dan mempunyai "common
ancestor" (berasal dari satu garis keturunan) dan melalui mutasi species
baru muncul. Namun dia masih penasaran tentang mekanisme bagaimana proses itu
terjadi. Secara kebetulan, ia membaca tulisal-tulisan Thomas Malthus. Malthus
berpendapat bahwa populasi manusia bertambah lebih cepat daripada produksi
makanan, sehingga menyebabkan manusia bersaing satu sama lain untuk
memperebutkan makanan dan menjadikan perbuatan amal sia-sia. Dengan gembira
Darwin menggunakan mekanisme ini untuk menjelaskan teorinya. Ia menulis:
"Manusia cenderung untuk bertambah dalam tingkat yang lebih besar daripada
caranya untuk bertahan. Akibatnya, sesekali ia harus berjuang keras untuk
bertahan, dan seleksi alam akan memengaruhi apa yang terletak di dalam
jangkauan ini." (Descent of Man, Ps.21) Ia menghubungkan hal ini dengan
temuan-temuannya mengenai spesies-spesies yang terkait dengan tempat-tempat,
penelitiannya tentang pengembang-biakan binatang, dan gagasan tentang
"hukum seleksi alam" (Natural Selection).
Menjelang akhir 1838 ia membandingkan ciri-ciri
seleksi para peternak dengan seleksi alam menurut teori Malthus dari
varian-varian yang terjadi "secara kebetulan" sehingga "setiap
bagian dari struktur yang baru diperoleh sepenuhnya dipraktikkan dan
disempurnakan", dan menganggap bahwa ini adalah "bagian yang paling
indah dari teori saya" tentang bagaimana spesies-spesies itu bermula.
i) John Stuart Mill.
John Stuart Mill lahir di Pentonville, London,
Inggris, 20 Mei 1806 – meninggal di Avignon, Perancis, 8 Mei 1873 pada umur 66
tahun.
Dia adalah seorang
filosof empiris dari Inggris. Ia juga dikenal sebagai reformator dari
utilitarianisme sosial. Ayahnya, James Mill, adalah seorang sejarawan dan
akademisi. Ia mempelajari psikologi, yang merupakan inti filsafat Mill, dari
ayahnya. Sejak kecil, ia mempelajari bahasa Yunani dan bahasa Latin.Pada usia
20 tahun, ia pergi ke Perancis untuk mempelajari bahasa, kimia, dan matematika.
Mill lahir pada tahun 1806 dan meninggal dunia pada tahun 1973.
Menurut Mill, psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan
dasar yang menjadi asas bagi filsafat. Di sini, pandangannya berbeda dengan
Comte. Tugas psikologi adalah menyelidiki apa yang disajikan oleh kesadaran,
artinya sistem indrawi manusia dan hubungan-hubungannya. Mill berpendapat bahwa
satu-satunya sumber bagi segala pengenalan adalah pengalaman. Oleh karena itu,
induksi menjadi jalan kepada pengenalan.
Di dalam etika, Mill melihat hubungan timbal-balik
antara manusia secara pribadi dengan masyarakat atas dasar prinsip
utilitarianisme. Dengan demikian, tindakan yang dilakukan oleh manusia
bertujuan membawa kepuasan bagi dirinya sendiri secara psikologis, bukan orang
lain atau nilai-nilai. Dia adalah seorang pendukung Utilitarianisme, sebuah
teori etika yang dikembangkan oleh filosof Jeremy Bentham.
j) Paul Gerhard Natorp.
Paul Gerhard Natorp lahir pada 24 Januari 1854 –
meninggal pada 17 Agustus 1924 pada umur 70 tahun.
Dia adalah seorang pendidik dan filosof dari Jerman.
Dia adalah seorang neo-Kantian yang bersekolah di Marburg. Di sana dia
menerapkan pandangan pada tafsir Plato dan metode keilmuwan.
Pada tahun 1910, dia menulis karya berjudul The
Logical Basis of the Excact Sciences. Dalam karyanya itu dia mempertimbangkan
logika dan epistemologi yang dapat menjadi kebebasan psikologi. Hukum pemikiran
bukanlah hukum alam, bukan juga teologi. Natorp berpikir bahwa bahwa hakikat
benda yang dikemukakan Kant merupakan konsep yang terbatas, sebuah kenyataan
ideal yang tidak pernah dicapai. Dia berbicara dari obyek-obyek sebagai
pengetahuan yang tetap. Etika-etika, dunia pendidikan, dan filsafat sosial
adalah tahap dari pendidikan sosial atau teori tentang tatanan dari kehendak
manusia. Pendidikan seharusnya mengajarkan bagaimana seseorang dapat berbuat kebaikan
dengan diawali dari kehendak yang dilatih. Salah satu kata yang diambil dari
Kant adalah Apriori, yaitu sesuatu yang sudah ada dalam pikiran sebelum bertemu
pengalaman. Jadi, pikiran bisa dididik agar dapat memikirkan yang baik,
sehingga ketika bertemu dengan realitas, maka tetap memikirkan kebaikan.
Sebagaimana Kant, Natorp juga memandang bahwa agama
bersandar pada ketiadaan perasaan obyek, karakter yang tidak dapat dijelaskan
dari perubahan kepda perasaan keabadian. Bagi Natorp, inti dari agama adalah
ide kemanusiaan, berdasar pada kesadaran moral secara umum. Di sini nyata
warisan Kant yang mengatakan bahwa Allah melampaui penelitian manusia, Dia
hanya didapat dalam kesadaran moral.
k) William James.
William James lahir di New York City, New York,
Amerika Serikat pada 11 Januari 1842 dan meninggal dunia di Tamworth, New
Hampshire, Amerika Serikat pada tanggal 26 Agustus 1910 pada umur 68 tahun.
Dia adalah seorang filosof dari Amerika Serikat, yang
terkenal sebagai salah seorang pendiri Mazhab Pragmatisme. Selain sebagai
filosof, James juga terkenal sebagai seorang psikolog. Ia dilahirkan di New
York pada tahun 1842. Setelah belajar ilmu kedokteran di Universitas Harvard,
ia belajar psikologi di Jerman dan Perancis.
William James menentang pandangan sebelum dia bahwa
kesadaran tidak mewujudkan kesatuan lahiriah. Ia justru menyatakan bahwa
kesadaran adalah suatu fungsi yang bersumber dari pengalaman murni. Pengalaman
murni adalah perubahan-perubahan yang terus dari kehidupan manusia dan akan
menjadi bahan refleksi manusia pada masa depan. Oleh karena itu, James menolak
adanya kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, dan bersifat tetap serta
berdiri sendiri. Menurut James kebenaran selalu dapat diubah dan direvisi oleh
pengalaman murni.
l) John Dewey.
John Dewey adalah seorang filosof dari Amerika
Serikat, yang termasuk Mazhab Pragmatisme. Selain sebagai filosof, Dewey juga
dikenal sebagai kritikus sosial dan pemikir dalam bidang pendidikan.
Dewey dilahirkan di Burlington pada tahun 1859.
Setelah menyelesaikan studinya di Baltimore, ia menjadi guru besar dalam bidang
filsafat dan kemudian dalam bidang pendidikan pada beberapa universitas.
Sepanjang kariernya, Dewey menghasilkan 40 buku dan lebih dari 700-an artikel.
Dewey meninggal dunia pada tahun 1952.
Menurut Dewey, tugas filsafat adalah memberikan
pengarahan bagi perbuatan nyata dalam kehidupan. Oleh karena itu, filsafat
tidak boleh tenggelam dalam pemikiran-pemikiran metafisik belaka. Filsafat
harus berpijak pada pengalaman, dan menyelidiki serta mengolah pengalaman
tersebut secara kritis. Dengan demikian, filsafat dapat menyusun suatu sistem
nilai atau norma.
m) Max Scheller.
Max Scheler adalah seorang filosof Jerman yang
berpengaruh dalam bidang fenomenologi, filsafat sosial, dan sosiologi pengetahuan.
Ia berjasa dalam menyebarluaskan fenomenologi Husserl.
Scheler dilahirkan pada tahun 1874 di Muenchen dan
meninggal dunia di Frankfurt pada tahun 1928.
Inti pemikiran filsafat Scheler adalah nilai. Berbeda
dengan Mill yang mengatakan bahwa manusia bertindak berdasarkan kepuasan diri,
Scheler menyatakan bahwa nilai adalah hal yang dituju manusia. Jika ada orang
yang mengejar kenikmatan, maka hal itu bukan demi kepuasan perasaan, melainkan
karena kenikmatan dipandang sebagai suatu nilai. Nilai tidak bersifat relatif,
melainkan mutlak. Nilai bukan ide atau cita-cita, melainkan sesuatu yang
kongkret, yang hanya dapat dialami dengan jiwa yang bergetar dan dengan emosi.
n) Karl Theodor Jaspers.
Karl Theodor Jaspers adalah seorang filosof eksistensialis
dari Jerman. Ia lahir pada tahun 1883 dan meninggal pada tahun 1969. Semula
Jaspers bekerja sebagai psikiater, namun pada tahun 1621, ia bekerja sebagai
dosen filsafat di Heidelberg. Jaspers hidup pada masa Nazi berkuasa dan
mengalami kesulitan-kesulitan karena istrinya berdarah Yahudi. Pada tanggal 14
April 1945, Jaspers dan istrinya diputuskan akan dibawa ke kamp konsentrasi.
Namun ternyata Amerika Serikat menduduki Heidelberg dan mengalahkan Jerman pada
Perang Dunia II. Sesudah perang, Jaspers menjadi penulis soal-soal politik, dan
berpindah ke Swiss.
Pemikiran filsafat Jaspers berakar kuat pada
Kierkegaard, namun banyak juga dipengaruhi oleh para filosof lain, seperti
Plotinos, Spinoza, Kant, Schelling, dan Nietzsche. Jika dibandingkan dengan
para filosof eksistensialisme lain, Jaspers adalah filosof yang pemikirannya
memperlihatkan suatu sistem yang rapi. Karya Jaspers yang paling penting untuk
mengetahui pemikirannya adalah "Filosofi" yang ditulis pada tahun
1932. Pemikiran Jaspers yang paling dikenal adalah tentang
"chiffer-chiffer" dan "Situasi Batas". Ada empat
"Situasi Batas" yang menentang manusia untuk mewujudkan dirinya
dengan lebih penuh, yaitu:
1)
Kematian.
2)
Penderitaan.
3)
Perjuangan.
4)
Kesalahan.
"Situasi Batas" ini
bersifat mendua, sebab eksistensi seseorang dapat berkembang maju atau malah
mundur ketika berhadapan dengan "Situasi Batas" tersebut. Hal itu
tergantung dari pilihan yang diambil oleh orang tersebut.
o) Gabriel Marcel.
Gabriel Marcel adalah seorang filosof dari Perancis, dan
merupakan salah satu filosof fenomenologi dan eksistensialis yang berpengaruh
besar di Perancis. Selain sebagai filosof, ia dikenal juga sebagai musisi,
kritikus drama, dan pengarang. Tulisan-tulisan filsafat Marcel seringkali
ditulis dalam bentuk drama.
Marcel dilahirkan pada tahun 1889 di
Paris. Ayahnya seorang Katolik dan ibunya keturunan Yahudi. Kematian
ibu kandungnya membuat Marcel hidup dalam ketidakbahagiaan, karena ayahnya
menikah lagi. Namun berkat kunjungannya ke luar negeri (Jerman dan Italia)
menjadikan dia berpikir terbuka sejak semula menjadi filosof. Ia mendapatkan
gelar sarjana dalam filsafat pada tahun 1910 di Universitas Sorbonne pada usia
20 tahun. Pada awalnya ia tertarik dengan idealisme dan menolak positivisme,
namun kemudian mengikuti eksistensialisme.
Sebagai filosof sekaligus dramawan, dia tidak
memisahkan aktivitas itu, malah drama merupakan salah satu cara terbaik dalam
mengungkapkan gagasan pikirannya sekaligus langsung berdampak pada orang
banyak. Dia menyebutnya "kehidupan memanjat ke pemikiran", di mana
yang utama adalah hidup itu sendiri yang kemudian dipikirkan. Dengan menekankan
kaitan antara realitas dan pemikiran, maka dia menolak rasionalisme dan
empirisme yang selama ini mendominasi filsafat modern. Dia bertolak dari cara
eksistesialisme, warisan atau pengaruh dari Kierkegaard, Heidegger dan Jasper.
Eksistensi adalah seluruh kompleks yang meliputi semua faktor kongkret, hal ini
dari peristiwa hidup yang digumuli secara pribadi oleh Marcel. Eksistensi tidak
lebih penting dari esensi atau obyektifitas, dan hal ini dapat dialami dan
bermakna ketika manusia memiliki relasi dengan manusia lain. Peralihan itu
memiliki 3 fase yaitu admiration (kekaguman), reflextion (perenungan) dan
exploration (eksplorasi).
Marcel menyatakan bahwa manusia tidak dapat hidup
sendirian, melainkan harus bersama manusia-manusia lainnya. Akan tetapi,
manusia juga memiliki kebebasan yang bersifat otonom. Otonomi inilah yang
membuat manusia dapat melakukan pilihan, yaitu mengatakan "ya" atau
"tidak" terhadap segala sesuatu yang dihadapinya. Akan tetapi,
manusia harus juga terbuka terhadap orang lain. Jika tidak, manusia akan
menjadi terasing, bukan saja dari sesamanya, tetapi dari dirinya sendiri.
Kekaguman kepada apa yang ada pada diri kita, kemudian
kita refleksikan apa yang kita kagumi. Fase kekaguman meliputi dua hal:
1) abstrak, analistis, obyektif, universal, dapat
diverifikasi, dan
2) tidak memikirkan logika, namun dialog, tidak
memikirkan obyek namun persona. tahap ini dapat menguak ada namun juga tetap
tersembunyi.
Fase yang ketiga adalah eksplorasi yang melampaui
pemikiran aktif, di sinilah kita menemukan yang ekspisit (psikoanalisa
ontologis).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.
Seperti poin pertama di atas, bahwa masa modern ialah
identitas dari filsafat modern yang tentunya juga memiliki peranan yang sangat
penting dalam konsep pemikiran pada masa modern. Masa modern terjadi setelah
adanya gerakan Renaissance, dimana gerakan ini juga yang berperan dalam konsep
pemikiran modern. Konsep pemikiran yang mengacu pada gerakan keagamaan, hal ini
bertujuan terciptanya proses kehidupan yang lebih baik dengan keagamaan sebagai
landasannya.
Prinsip keagamaan disini diupayakan tergabung dengan
konsep pemikiran yang terbuka terhadap kebebasan, yang tak hanya patuh dan
terbebani oleh gereja. Dalam prosesnya, hal ini di cetuskan oleh Rene
Descartes. Descartes sangat berjasa dalam proses perkembangan ini. Kehidupan
akan lebih baik bila unsur agama dan kebebasan dipersatukan dan menjadi sebuah
pedoman, pemikiran pun tercipta secara rasional.
Namun dalam perkembangannya, unsur kebebasan semakin
diperhatikan lewat tentangan dari beberapa filosof lain yang kurang menyetujui
konsep Descartes ini. Yang menurutnya pengetahuan ialah sesuatu yang nyata dan
hanya bisa dibuktikan dengan pengamatan secara empiris (Locke & Hume).
Setelahnya ada pertentangan-pertentangan lain yang menyebutkan bahwa dalam
proses pembuktian ilmu pengetahuan tak hanya secara empirisme namun juga secara
rasional, disini tak perlu lagi terkekang oleh gereja (Kant).
Pada dasarnya konsep pemikiran pada masa modern ini
didasarkan oleh dua hal tersebut yaitu pembuktian secara filsafatis/rasional
dan juga empiris/nyata, yang tak hanya terpaut pada keagamaan sebagai segala
sumber pemikiran. Mereka cenderung lebih berpikir kritis dan nyata dalam
perkembangannya.
Setelah ditemukannya konsep pemikiran yang demikian
muncullah beberapa filosof yang memiliki pemikiran sendiri tentang proses
kehidupan seperti Charles Darwin, Paul Natorp dll. Dan perkembangan ilmu pengetahuan
ini pun tak hanya akan berhenti disini tetapi akan terus berkembang sejalan
dengan arus perkembangan jaman.
Daftar Pustaka
Akhmadi,
Asmoro. 2007. Filsafat Umum. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
No comments:
Post a Comment